PERKEMBANGAN FI
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang
sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe
injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam
jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi
mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis.
Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic)
karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap
saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis
atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume
dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI
kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI
(Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan
Engine Management.
Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil
di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah
pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada
Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI
(Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah
terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar
konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan
unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang
lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang
ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas
buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe
injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak
digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
PRINSIP KERJA FI
Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai
suatu sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan
menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk mencampurnya
dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan
mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian
bahan bakar terjadi di bagian ujung intake manifold/manifold masuk
sebelum inlet valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet valve terbuka,
yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah
bercampur dengan bahan bakar.
Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar
yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam
perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban
mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem
harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar
perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan
unjuk kerja mesin yang tetap optimal.
KONSTRUKSI DASAR FI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga
bagian/sistem utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar (fuel system),
b)
sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
c) sistem
induksi/pemasukan udara (air induction system).
Ketiga sistem utama
ini akan dibahas satu persatu di bawah ini.
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa
berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen
sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik
sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula.
Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI
(misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan
untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna. Gambar di
bawah ini memperlihatkan contoh skema rangkaian sistem EFI pada
Yamaha GTS1000 dan penempatan komponen sistem EFI pada
Honda Supra X 125.
SISTEM BAHAN BAKAR
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan
bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa
bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter),
pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel
pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem
bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan,
menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa
bahan bakar.
2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar
dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya
harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin
supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan
setiap waktu walaupun kondisi mesin berubahubah.
3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di
dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya
pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada
294 kPa (3,0 kgf/cm
2
, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa
menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294
kPa (3,0 kgf/cm
2
, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan
bahan bakar ke dalam tangki.
4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari
tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan
bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk
(intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk,
namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan
disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan
banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine
Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU
memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan
pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi
magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat
needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran
bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar
dari injektor.
Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah
sebagai berikut:
SUMBER : https://blkimojokerto.files.wordpress.com/2009/09/sepeda-motor-sistem-bahan-bakar-injeksi.pdf
No comments:
Post a Comment